Malam senin yang terang benderang. Tumben? disarang kali yah.(istilah menangkal hujan dalam bahasa jawa). Mendatangi undangan dari tetangga dengan menu makan yang uistimewa. Lalapan Coy dengan sambal super pedas, nyonyor terasa bibir ini ditambah dengan sajian semangka yang telah terpotong rapi berbentuk kubus. Pokoknya MANTAP JAYA, sep kalimat yang bisa mewakili. Sejenak tergeletak diteras sambil menikmati perut buncit bersitirahat. Tak sadar si duos bergetar, terisi oleh pesan "nandi?","nang ndi awakmu bro?", "Liad diVka di inagurasi FP :)". Apa daya dua kartu andalan sedang sekarat, alhasil hanya bisa bilang oye di depan si Duos.
Senin, 05 November 2012
Kamis, 01 November 2012
Membuang Waktu untuk Kesempatan
Malam Kamis mendung dan sedikit bintik air jatuh dari langit. Suasana dingin yang nyaman mengantar laju kuda besi tercinta menepati janji. Layaknya Valentino Rossi ngebut dan menyalip beberapa pejalan kaki. Swiiiiing wesss brruuuummm dengan kencangnya (pengendara motor lain mendahului). Lewati jalan kalimantan yang cukup ramai seperti ibukota, level satu pun terlewati. Menapaki bundaran DPR yang terlihat seperti bundaran HI klakson berbunyi seakan menandakan Raja Jalanan Dadakan sedang lewat, level 2 lunas. Level akhir dijajaki perseneleng kuda besi kunaikkan ke angka dua Gass Pooll coyyy. Dengan perjuangan yang cukup melelahkan akhirnya tiba juga di garis finish. Turunlah dari kuda besi dan tersenyum seolah menjadi pemenang dalam ajang moto GP \(´▽`)/. Ya sedikit imajenasi yang dimunculkan untuk menghibur diri agar tidak melamun dijalan. Weeeaaakkk mungkin istilah kemarin cocok untuk diungkapkan.
Berjabat tangan dengan beberapa penggemar yang telah menunggu di podium, Sembari merayakan kemenangan karena telah sampai pada tempat yang telah dijanjikan. Rekan-rekan menyambut. Senyum Sapa Salam Sopan Santun (5S) semboyan SMA 1 Arjasa tercinta kuamalkan saat itu juga. Bertemu dengan wajah-wajah yang mulai asing di dunia persilatan memberi warna baru dalam lensa mata dan memori otak yang sudah lama tak terisi file-file ter-update. Terlihat beberapa ekspresi wajah yang membuat suasana menjadi lebih fluktuatif (APANE!!! (¬͡˛ ¬͡”)a ) . Ada yang yang tesenyum ada yang mlongo ada yang angop ada pula yang cemberut.
Rabu, 31 Oktober 2012
Masih Terlalu Lemah (Weeeeaaakk)
Sore yang mendung diiringi kulit tubuh yang terasa lengket menambah bebal kepala untuk berfikir. Buntu!! mungkin ungkapan tepat yang harus terlontar. Handphone menyala diiringi dengan gambar amplop surat mengisyaratkan harus keluar rumah. Mulai lah membersihkan diri. Matahari tenggelam diiringi dengan gema adzan magrib. Sejenak momen indah itu berakhir bergegaslah Hang Out (gaulnya gitu kali). Kuda besi dipacu perjalanan dimulai. Terhenti di suatu tempat yang sudah sangat tidak asing lagi. Tempat bermain dan menimba ilmu kira-kira begitu (sebut saja Combonk bagi yang paham). Bertemu dengan mereka yang telah mengirim sinyal bergambar amplop ditemani seorang wanita putih tinggi dan langsing kebablasan tergelepar tak berdaya. Ternyata dia sedang berbuih sungguh kasian "ckckckck Weeeaaakk". Muncullah kata itu. Langsung di skip saja Meeting kecil dimulai. "Yopo budal?" sang Jendral kerajan Monginsidi berkata. "Yok" saut para pengikutnya.
Selasa, 30 Oktober 2012
Bertambah seiring dengan Berkurang
Ketika kubuka layar facebook disambut dengan obrolan seorang wanita. Terlihat di pojok kanan atas monitor tertulis nama orang yang sangat ku kenal, ternyata kau , ya kau. Tak terasa kau telah beranjak usia. Dan ternyata ada nama lain dan ternyata, kau juga beranjak usia hari ini. Tak terasa waktu yang kalian lewati telah membuahkan sebuah cerita. entah pahit manis asem asin campah hambar sakit sedih senang bahagia pastilah telah terukir di benak kalian.
Sabtu, 06 Oktober 2012
Jika Demikian
Sore mendung dengan hujan yang cukup deras mewarnai hari ke enam dibulan oktober tahun 2012. Duduk termenung didepan teras sembari menkmati hembusan angin bercampur titik air. Ditemani sebungkus kretek dan cangkir yang terisi air berwarna hitam. Beberapa hari yang lalu begitu kesusahan dengan adanya kemarau karena air tak kunjung jatuh. Melihat kondisi hujan yang kurasa visualisasinya cukup menyeramkan rasanya kok belum siap. Oke dah itu tadi pengantar yang nggak nyambung dengan topik yang akan dibahas.
Sembari mencoba menikmati kondisi alam yang berbeda. Otak kembali berputar layaknya kincir dan tiba terhenti. Kata waktu muncul, sebenarnya waktu sudah pernah dibahas tapi ini dilihat dari sudut yang berbeda. Realita yang sering dialami mengenai waktu salah satunya adalah "waktunya masih banyak". Kalimat ini sering membuat kita bisa begitu santai dengan keadaan. Walau ada kalimat yang lanjutan yang muncul "totalan mburi". Namun itu tak membuat goyah untuk memegang kalimat "waktunya masih banyak".