Kamis, 12 November 2009

// // Leave a Comment

Pengembangan Teknologi Dalam Mendukung Diversivikasi Pertanian

          Pertanian merupakan usaha yang terdiri 3 tahap yaitu pra usaha tani, usaha tani, dan pasca usaha tani. Di Indonesia penanganan masalah pra usahatani sudah cukup maju, banyak perlakukan terhadap persiapan lahan, bibit, dan usaha pra tani lain yang sudah menggunakan teknologi sehingga hasilnya cukup baik. Sektor usaha tani juga cukup maju dengan pegembangan berbagai metode dalam memperoleh out put yang berkualitas. Problem terbesar dalam pertanian Indonesia adalah pada tahap pasca panen.
          Hal ini dapat dibuktikan dari data FAO bahwa harga beras impor dari Thailand yang murah dengan mutu lebih baik dari pada beras lokal, hal ini dapat mencerminkan penerapan teknologi pascapanen yang lebih maju di Thailand dibandingkan di Indonesia. Hal ini juga tercermin dari indikator daya saing global Thailand yang mencapai peringkat 33 sementara Indonesia pada peringkat 64. Rendahnya produktivitas padi Indonesia tahun 2000 (4,40 t/ha), yang di dunia hanya mencapai urutan ke-29, juga mencerminkan masih relatif rendahnya daya saing global Indonesia.
          Produksi pangan Indonesia masih di bawah rata jika dilihat dari perbandingan dengan jumlah penduduk. Sutrisno dkk menegaskan Eropa memiliki seperempat (24%) populasi dunia, tetapi menghasilkan hampir separuh (48%) jumlah total persediaan makanan, demikian juga Amerika Utara yang hanya memiliki 8% penduduk dunia, tetapi menghasilkan 20% persediaan makanan dunia. Sebaliknya Timur jauh, termasuk Indonesia yang memiliki 40% penduduk dunia hanya menyediakan 14% persediaan makanan dunia. Hal ini sangat memprihatinkan. Ada beberapa tahap penerapan teknologi menurut Sutrisno sebagai berikut :
  1. Pemilihan prioritas: jenis teknologi, skala teknologi
  2. Perhitungan dampak terhadap: kebutuhan dana, potensi pertanian rakyat, sustainability, potensi ekspor, potensi penyelesaian pengengguran, keterlibatan sektor swasta dan daya serap teknologi oleh rakyat
  3. Penjadwalan pengembangan teknologi
  4. Pelaksanaan pengembangan teknologi
  5. Strategi implementasi teknologi
           Penerapan teknologi pasca panen hendaknya lebih ditingkatkan dalam tahap pasca panen. Banyak kegagalan petani akibat tidak efektif dalam penanganan pasca panen. Pemerintah diharapakn bisa melakukan suatu sosialisasi petani terhadap efisiensi dan efektivitas teknologi dalam penanganan pasca panen. Pemerintah harus lebih mengutamakan petani dalam program kerjanay karena mayoritas penduduk Indonesia adalah petani dan sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan.


_________________

Tastra, I Ketut. 2003. Strategi Penerapan Alsintan Pascapanen Tanaman Pangan Di Jawa Timur Dalam Memasuki Afta 2003. Jurnal Litbang Pertanian.

Sutsino dkk. 2007. Pengembangan Teknologi Pasca Panen. lemlit.ugm.ac.id.

0 comment: