Selasa, 04 September 2012

// // 1 comment

Prokastinasi karena bertaruh



          Menikmati hari dengan santai tak ada tekanan, halangan atau batasan. Segala sesuatu tergantung dari apa yang terpikir dan yang ingin dilakukan. Serba nyaman selama itu masih bisa dinikmati, tak beranjaklah dari suasana. Merasa diri hanya milik kita seutuhnya. Kenyamanan ini sangatlah menyenangkan tak perlu lelah memperdulikan sebab dan akibat. Menikmati ibarat membeli berarti harus membayar. Menikmati kemalasan hari harus kita bayar dengan keterbengkalaian suatu tugas. Kekacauan dan ketidakteraturan membuat alur perjalanan menjadi tidak monoton dan tak tau arah. Spontanitas dalam bergerak merupakan komponen yang sering muncul.

          Kasat mata terlihat prokastinasi sebagai sosok tanpa beban dan easy going. Bagian dalam yang lebih dasar ada banyak beban yang terpikul. Kecenderungan Prokastinator menumpuk beban dan memilih untuk menumpuk beban permasalahan. Penataan ruang dalam pikiran kacau, dalam artian semua masalah tercakup namun karena penataan yang salah membuat alur informasi hanya berjalan di area sekitar kepala saja. Memancing kepala untuk berpikir lebih dalam membedah segala tanda tanya yang entah itu berguna atau tidak, segala semua peluang atau celah dalam segala aspek akan ditemukan disini. Alur ini mengunci informasi untuk turun dan diolah ke bagian diri yang lain.
          Apa yang bisa kita dapat dari prokastinasi? Ini yang sedikit aneh dikepala. Kenyamanan dalam melakukan, penumpukan beban atau Spontanitas dalam berpikir dan bertindak adalah sekelumit yang bisa kita dapatkan. Dari ketiga hal tersebut ada beberapa pembelajaran dengan hasil nyata dan terasa untuk diri. Dampak dari hal ini yang ingin dicapai adalah penyesalan yang belum terlambat. Cukup gambling  sebenarnya untuk bisa merealisasikan hal tersebut. Hikmah dari sebab akibat yang secara nyata terjadi masih belum mampu menggugah kepala untuk lepas dari lingkaran kenyamanan. Dimana celah-celah yang bisa dilewati masih belum terlihat. Ketakutan karena variabel waktu bisa menjadi jarum. Ketakutan ini digunakan untuk membuat celah agar bisa membuka lingkaran kenyamanan. Semakin Besar ketakutan celah akan semakin besar. Permasalahan baru muncul, ketakutan tak begitu mujarab. Berharap pada Gambling bisa jadi opsi terakhir. Jika salah hasil yang didapat kita terjebak dan jika kita benar lingkaran akan hancur. Mengingat dalam hal nyata bermain "Remi" terlalu sering kalah. Apakah yakin dalam gambling ini bisa benar dan menang? Belum ada yang tau. Semoga harta karun prokastinasi bisa segera ditemukan.

1 comment:

fahmi mengatakan...

haha, melakukan hal yang berbeda di waktu beda dengan nyaman sebagai acuan paling mendasar. kalo menurutku prokastinator mungkin sangat berbeda dengan orang zaman sekarang dan mungkin juga berbeda dengan sifat manusia dari awal penciptaannya, tapi jika aku analogikan dengan usaha manusia yang kebanyakan berakit-rakit kehulu berenang ketepian bersakit-sakit dahulu senang kemudian, yang menjadi pertanyaan kapan kita akan mencapai titik "senang" jika didasarkan pada sifat manusia yang tak pernah puas dengan yang telah dicapai :D. Tak terlalu bermasalah lah jika sesekali menjadi seorang prokastinator, atas nama menikmati hidup, kenapa tidak?
haha. :D